My Cappucino

My Cappucino
i love it

Minggu, 02 September 2012

Maaf, aku tidak mengangkat telponmu..

Aku berfikir bahwa kita hanya saling mengenal..
Aku berfikir bahwa kita sudah mencoba..
Aku berfikir bahwa kita hilang saat dikuasai ego..

Di depan kamar terdapat sebuah balkon.. Disitulah aku selalu memikirkan tentang kita..
Di pojok aku duduk, melamunkan yang terbaik untukmu, bukan kita..
Saat senja menyadarkan lamunanku, aku tersadar bahwa senjapun bisa berbicara tentang batinku..
Saat bulan tepat di depan mataku, aku hanya bergumam dalam hati "bulan, bisakah kamu menyerupai wajahnya saat berhadapan denganku?" ternyata.. bulan tidak menjawab.

Hari ini, aku sangat merindukanmu.. Aku ingin kamu menyediakan waktu untukku (bukan sejam, dua jam, 3 jam, 12 jam) sebelum aktivitas membunuh waktu kita berdua. Nyatanya? Tidak perlu ku ceritakan.
Hati ini bergejolak kencang dengan berontak. Tidak pernahkah kamu berpikir bahwa waktu kita akan semakin tersita? Maukah kamu menghabiskan waktu satu hari saja untuk membicarakan masa depan kamu dan hubungan ini? Jawabannya tentu tidak.

Aku telah mempersiapkan diri untuk hidup apa adanya tanpa kamu..
Aku telah mempersiapkan diri untuk hidup dengan percaya kamu..
Aku telah mempersiapkan diri untuk dinomorsepuluhkan olehmu..
Aku telah mempersiapkan meskipun ini hanya proses.

Maaf, aku tidak mengangkat telponmu.
Aku tersadar, kamu memang lebih membutuhkan mereka.
Aku tersadar, tidak bisa disampingmu seperti yang kamu harapkan.
Aku tersadar, mereka lebih bisa membuatmu tertawa tanpa beban dipikiran dan pundakmu.
Aku titipkan kamu ke mereka..
Semoga mereka menjagamu dengan baik dan lebih bisa menuntunmu seperti warna merah jambu yang selalu tergenggam.

Aku mengalah bukan untuk kalah.


With Love,

SD













Tidak ada komentar:

Posting Komentar