My Cappucino

My Cappucino
i love it

Kamis, 24 November 2011

Dia adalah namanya.

Dia (yang namanya tidak boleh disebut). ya sebut saja dia.
lagi-lagi terjebak dengan situasi seperti ini. Sebelum hari itu tiba, tadinya sempat berpikir bahwa hati ini perlu istirahat. sangat perlu beristirahat. Setelah hati ini dikhianati dengan beribu macam alasan, disetengah jalan waktu ini dia datang.
Dia...
sedikit mengubahku untuk tidak peduli. Namun sayang, aku tidak bisa.
Dia...
mengenalkanku pada hidup yang belum pernah aku sentuh. Dia berhasil membuatku semakin peduli.
Dia...
membuatku tidak bisa mengenal arti dari cemburu. Namun sayang, aku selalu cemburu.
Dia...
selalu membuatku menunggu. Aku sangat suka dia memanggilku dengan sebutan "sayang" dan aku selalu menunggu itu.
Dia...
membuatku bertanya, "hey! bisakah kamu mengirimkan kabarmu?". Lagi-lagi dibuat menunggu.
Dia...
terkadang membuatku merasa bahwa dia tidak menghargai dan melihatku disini. Kesabaran ini diuji kembali.

                                                             *sangat banyak tentang dia*
Tapi...
 kadang disetiap detik dan menit, dia selalu mengundang ragu yang dapat membutakan perasaan ini. Sampai sekarangpun aku belum mendapatkan jawaban antara : serius / tidak? , salah / benar? , aku / mantan wanita itu?.
Pertanyaan besarnya adalah aku atau mantan wanita itu. Aku atau mantan wanita itu yang mampu mengajarkanmu ketulusan. Meskipun sekarang dia adalah milikku tapi apakah hatinya sudah seutuhnya untukku atau dia masih menyimpan nama mantan wanita itu?. Lupakan! yang harus ku lakukan adalah menghapus lukanya. Aku dan dia mempunyai cerita kelam yang sama. Itu hanyalah cerita dulu, kemarin, dan lalu. Akukan akan membantunya untuk membuktikan pada mantan wanita itu bahwa dia bukan lelaki yang pantas diperlakukan seperti itu. Pembalasan dendam yang sangat baik. Itu salah satu caraku untuk menolongnya dari cerita lalu itu.
Entah bagaimana ending dari cerita ini. Aku berdoa pada Tuhan, "Jika nanti aku dan dia memang tidak untuk menjadi satu, setidaknya dia pernah merasakan bahwa tidak semua wanita seperti mantan wanitanya itu. Semaksimal mungkin aku sudah menjalankan kewajibanku sebagai wanita dan manusia. Semoga ketulusan dan kesabaran yang keluar dari hati ini tidak terbuang sia-sia. Aku ingin cerita ini berakhir dengan bahagia".

Aku tunggu kesuksesanmu...


With love,

Sakuntala Dewi